God Bless You......................

Minggu, 20 November 2011

IBU BUTA YANG MEMALUKANKU (Kisah Sedih Yang Mengharukan)

Saat aku beranjak dewasa, aku mulai mengenal sedikit kehidupan yang menyenangkan, merasakan kebahagiaan memiliki wajah yang tampan, kebahagiaan memiliki banyak pengagum di sekolah, kebahagiaan karena kepintaranku yang dibanggakan banyak guru. Itulah aku, tapi satu yang harus aku tutupi, aku malu mempunyai seorang ibu yang BUTA! Matanya tidak ada satu. Aku sangat malu, benar-benar Aku sangat menginginkan kesempurnaan terletak padaku, tak ada satupun yang cacat dalam hidupku juga dalam keluargaku. Saat itu ayah yang menjadi tulang punggung kami sudah dipanggil terlebih dahulu oleh yang Maha Kuasa. Tinggallah aku anak semata wayang yang seharusnya menjadi tulang punggung pengganti ayah. Tapi semua itu tak kuhiraukan. Aku hanya mementingkan kebutuhan dan keperluanku saja. Sedang ibu bekerja membuat makanan untuk para karyawan di sebuah rumah jahit sederhana. Pada suatu saat ibu datang ke sekolah untuk menjenguk keadaanku. Karena sudah beberapa hari aku tak pulang ke rumah dan tidak tidur di rumah. Karena rumah kumuh itu membuatku muak, membuatku kesempurnaan yang kumiliki manjadi cacat. Akan kuperoleh apapun untuk menggapai sebuah kesempurnaan itu. Tepat di saat istirahat, Kulihat sosok wanita tua di pintu sekolah. Bajunya pun bersahaja rapih dan sopan. Itulah ibu ku yang mempunyai mata satu. Dan yang selalu membuat aku malu dan yang lebih memalukan lagi Ibu memanggilku. “Mau ngapain ibu ke sini? Ibu datang hanya untuk mempermalukan aku!” Bentakkan dariku membuat diri ibuku segera bergegas pergi. Dan itulah memang yang kuharapkan. Ibu pun bergegas keluar dari sekolahku. Karena kehadiranya itu aku benar-benar malu, sangat malu. Sampai beberapa temanku berkata dan menanyakan. “Hai, itu ibumu ya???, Ibumu matanya satu ya?” yang menjadikanku bagai disambar petir mendapat pertanyaan seperti itu. Beberapa bulan kemudian aku lulus sekolah dan mendapat beasiswa di sebuah sekolah di luar negeri. Aku mendapatkan beasiswa yang ku incar dan kukejar agar aku bisa segera meninggalkan rumah kumuhku dan terutama meninggalkan ibuku yang membuatku malu. Ternyata aku berhasil mendapatkannya. Dengan bangga kubusungkan dada dan aku berangkat pergi tanpa memberi tahu Ibu karena bagiku itu tidak perlu. Aku hidup untuk diriku sendiri. Persetan dengan Ibuku. Seorang yang selalu mnghalangi kemajuanku. Di Selolah itu, aku menjadi mahasiswa terpopuler karena kepintaran dan ketampananku. Aku telah sukses dan kemudian aku menikah dengan seorang gadis Indonesia dan menetap di Singapura. Singkat cerita aku menjadi seorang yang sukses, sangat sukses. Tempat tinggalku sangat mewah, aku mempunyai seorang anak laki-laki berusia tiga tahun dan aku sangat menyayanginya. Bahkan aku rela mempertaruhkan nyawaku untuk putraku itu. 10 tahun aku menetap di Singapura, belajar dan membina rumah tangga dengan harmonis dan sama sekali aku tak pernah memikirkan nasib ibuku. Sedikit pun aku tak rindu padanya, aku tak mencemaskannya. Aku BAHAGIA dengan kehidupan ku sekarang. Tapi pada suatu hari kehidupanku yang sempurna tersebut terusik, saat putraku sedang asyik bermain di depan pintu. Tiba-tiba datang seorang wanita tua renta dan sedikit kumuh menghampirinya. Dan kulihat dia adalah Ibuku, Ibuku datang ke Singapura. Entah untuk apa dan dari mana dia memperoleh ongkosnya. Dia datang menemuiku. Seketika saja Ibuku ku usir. Dengan enteng aku mengatakan: “HEY, PERGILAH KAU PENGEMIS. KAU MEMBUAT ANAKKU TAKUT!” Dan tanpa membalas perkataan kasarku, Ibu lalu tersenyum, “MAAF, SAYA SALAH ALAMAT” Tanpa merasa besalah, aku masuk ke dalam rumah. Beberapa bulan kemudian datanglah sepucuk surat undangan reuni dari sekolah SMA ku. Aku pun datang untuk menghadirinya dan beralasan pada istriku bahwa aku akan dinas ke luar negeri. Singkat cerita, tibalah aku di kota kelahiranku. Tak lama hanya ingin menghadiri pesta reuni dan sedikit menyombongkan diri yang sudah sukses ini. Berhasil aku membuat seluruh teman-temanku kagum pada diriku yang sekarang ini. Selesai Reuni entah megapa aku ingin melihat keadaan rumahku sebelum pulang ke Sigapore. Tak tau perasaan apa yang membuatku melangkah untuk melihat rumah kumuh dan wanita tua itu. Sesampainya di depan rumah itu, tak ada perasaan sedih atau bersalah padaku, bahkan aku sendiri sebenarnya jijik melihatnya. Dengan rasa tidak berdosa, aku memasuki rumah itu tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Ku lihat rumah ini begitu berantakan. Aku tak menemukan sosok wanita tua di dalam rumah itu, entahlah dia ke mana, tapi justru aku merasa lega tak bertemu dengannya. Bergegas aku keluar dan bertemu dengan salah satu tetangga rumahku. “Akhirnya kau datang juga. Ibu mu telah meninggal dunia seminggu yang lalu” “OH…” Hanya perkataan itu yang bisa keluar dari mulutku. Sedikit pun tak ada rasa sedih di hatiku yang kurasakan saat mendengar ibuku telah meninggal. “Ini, sebelum meninggal, Ibumu memberikan surat ini untukmu” Setelah menyerahkan surat ia segera bergegas pergi. Ku buka lembar surat yang sudah kucal itu. Untuk anakku yang sangat Aku cintai, Anakku yang kucintai aku tahu kau sangat membenciku. Tapi Ibu senang sekali waktu mendengar kabar bahwa akan ada reuni disekolahmu. Aku berharap agar aku bisa melihatmu sekali lagi. karena aku yakin kau akan datang ke acara Reuni tersebut. Sejujurnya ibu sangat merindukanmu, teramat dalam sehingga setiap malam Aku hanya bisa menangis sambil memandangi fotomu satu-satunya yang ibu punya.Ibu tak pernah lupa untuk mendoakan kebahagiaanmu, agar kau bisa sukses dan melihat dunia luas. Asal kau tau saja anakku tersayang, sejujurnya mata yang kau pakai untuk melihat dunia luas itu salah satunya adalah mataku yang selalu membuatmu malu. Mataku yang kuberikan padamu waktu kau kecil. Waktu itu kau dan Ayah mu mengalami kecelakaan yang hebat, tetapi Ayahmu meninggal, sedangkan mata kananmu mengalami kebutaan. Aku tak tega anak tersayangku ini hidup dan tumbuh dengan mata yang cacat maka aku berikan satu mataku ini untukmu. Sekarang aku bangga padamu karena kau bisa meraih apa yang kau inginkan dan cita-citakan. Dan akupun sangat bahagia bisa melihat dunia luas dengan mataku yang aku berikan untukmu. Saat aku menulis surat ini, aku masih berharap bisa melihatmu untuk yang terakhir kalinya, Tapi aku rasa itu tidak mungkin, karena aku yakin maut sudah di depan mataku. Peluk cium dari Ibumu tercinta Bak petir di siang bolong yang menghantam seluruh saraf-sarafku, Aku terdiam! Baru kusadari bahwa yang membuatku malu sebenarnya bukan ibuku, tetapi diriku sendiri....

KENANGAN HIDUPKU :)

jika ku hadir untuk disakiti biarlah ku pergi jauh dan sendiri tanpa ada kamu siapapun di sini ku menangis kebodohanku telah anggap dirimu kan baik hatiku butakan hatiku kau pergi saja tak ku tahu, ku tlah layu mungkin karnaku terlalu mencintaimu ku terluka kemana ku berlari kemana aku kan pergi ku cintai namun benci caramu mencintaiku biarlah ku simpan menjadi kenangan hidupku ku cintai namun benci caramu mencintaiku

AKAN KUGENDONG ENGKAU SAMPAI AJAL TIBA

Suatu malam ketika aku kembali ke rumah, istriku menghidangkan makan malam untukku, sambil memegang tangannya aku berkata; “Saya ingin mengatakan sesuatu kepadamu.” Istriku lalu duduk disamping sambil menemaniku menikmati makan malam dengan tenang. Dari raut wajah dan matanya kutahu dia sedang memendam luka batin yang membara. Tiba-tiba aku tidak tahu harus memulai percakapan dari mana. Kata-kata rasanya berat keluar dari mulutku. Akan tetapi aku harus membiarkan istriku mengetahui apa yang sedang kupikirkan. Aku ingin sebuah perceraian diantara kami. Aku lalu memberanikan diri untuk membicarakannya dengan tenang. Nampaknya dia tidak terganggu sama sekali dengan pembicaraanku, dia malah balik dan bertanya kepadaku dengan tenang, tapi mengapa? Aku menolak menjawabnya. Ini membuatnya sungguh marah kepadaku. Dia membuang choptiks di tangannya dan mulai berteriak kepadaku, “engkau bukan seorang laki-laki sejati.” Malam itu kami tidak saling bertegur sapa. Dia terus menangis dan menangis. Aku tahu bahwa dia ingin mengetahui alasan dibalik keinginanku untuk bercerai. Tetapi aku dapat memberinya sebuah jawaban yang memuaskan; “Dia telah menyebabkan kasih sayangku hilang terhadap Jane (wanita simpananku). Aku tidak mencintainya lagi. Aku hanya kasihan kepadanya.” Dengan sebuah rasa bersalah yang dalam, aku membuat sebuah pernyataan persetujuan untuk bercerai bahwa dia dapat memiliki rumah kami, mobil dan 30% dari keuntungan perusahaan kami. Dia sungguh marah, merobek kertas itu. Wanita yang telah menghabiskan 10 tahun hidupnya bersamaku kini telah menjadi orang asing di rumah kami, khususnya di hatiku. Aku meminta maaf untuknya, untuk waktunya yang telah terbuang selama 10 tahun bersamaku, untuk semua usaha dan energy yang diberikan kepadaku tapi aku tidak dapat menarik kembali apa yang telah kukatakan kepada Jane bahwa aku sungguh mencintainya. Akhirnya dia menangis dengan suara keras di hadapanku yang mana Aku sendiri berharap melihat terjadi padanya. Bagiku tangisannya tidak mempunyai makna apa-apa. Keinginanku untuk bercerai di hati dan pikiranku telah bulat dan aku harus melakukannya saat itu. Hari berikutnya, ketika saya kembali ke rumah sedikit larut kutemukan dia sedang menulis sesuatu di atas meja di ruang tidur kami. Aku tidak makan malam tapi langsung pergi tidur karena rasa ngantuk yang tak tertahankan akibat rasa capai sesudah seharian bertemu dengan Jane, wanita idamanku saat itu. Ketika terbangun kulihat dia masih duduk di samping meja itu sambil melanjutkan tulisannya. Aku tidak menghiraukannya dan kembali meneruskan tidurku. Pagi harinya dia menyerahkan syarat-syarat perceraian yang telah ditulisnya sejak semalam kepadaku; Dia tidak menginginkan sesuatupun dariku, tetapi hanya membutuhkan waktu sebulan sebelum percerain untuk saling memperlakukan sebagai suami-istri dalam arti sebenarnya. Dia memintaku dalam sebulan itu kami berdua harus berjuang untuk hidup normal layaknya suami-istri. Alasannya sangat sederhana; “Putra kami akan menjalani ujian dalam bulan itu sehingga dia tidak ingin mengganggunya dengan rencana perceraian kami.” Aku menyetujui syarat-syarat yang dia berikan. Akan tetapi dia juga meminta beberapa syarat tambahan sebagai berikut; Dalam rentang waktu sebulan itu, aku harus mengingat kembali bagaimana pada permulaan pernikahan kami, aku harus menggendongnya sambil mengenang kembali saat pesta pernikahan kami. Dia memintaku untuk menggendongnya selama sebulan itu dari kamar tidur sampai di muka pintu depan setiap pagi. Aku pikir dia sudah gila. Akan tetapi, biarlah kucoba untuk membuat hari-hari terakhir kami menjadi indah untuk memenuhi permintaannya kepadaku demi meluluskan perceraian kami. Aku menceritakan kepada Jane (wanita simpananku) tentang syarat-syarat yang ditawarkan oleh istriku. Jane tertawa terbahak-bahak mendengarnya dan berpikir bahwa itu adalah sesuatu yang aneh dan tak bermakna. Terserah saja apa yang menjadi tuntutannya tapi yang pasti dia akan menghadapi perceraian yang telah kita rencanakan, demikian kata Jane. Kami tak lagi berhubungan badan layaknya suami-istri selama waktu-waktu itu. Sehingga sewaktu aku menggendongnya keluar menuju pintu rumah kami pada hari pertama, kami tidak merasakan apa-apa. Putra kami melihatnya dan bertepuk tangan dibelakang kami, sambil berkata, wow…papa sedang menggendong mama. Kata-kata putra kami sungguh membuat luka di hatiku. Dari tempat tidur sampai di pintu depan aku menggendong dan membawanya sambil tangannya memeluk eratku. Dia menutup mata sambil berkata pelan; “Jangan beritahukan perceraian ini kepada putra kita.” Aku menurunkannya di depan pintu. Dia lalu pergi ke depan rumah untuk menunggu bus yang akan membawanya ke tempat kerjanya. Sedangkan aku mengendarai mobil sendirian ke kantorku. Pada hari kedua, kami berdua melakukannya dengan lebih mudah. Dia merapat melekat erat di dadaku. Aku dapat mencium dan merasakan keharuman tubuh dan pakaianya. Aku menyadari bahwa aku tidak memperhatikan wanita ini dengan saksama untuk waktu yang sudah agak lama. Aku menyadari bahwa dia tidak muda lagi seperti dulu. Ada bintik-bintik kecil di raut wajahnya, rambutnya mulai beruban! Perkawinan kami telah membuatnya seperti itu. Untuk beberapa menit aku mencoba merenung tentang apa yang telah kuperbuat kepadanya selama perkawinan kami. Pada hari yang ke empat, ketika aku menggendongnya, aku merasa sebuah perasaan kedekatan/keintiman yang mulai kembali merebak di relung hatiku yang paling dalam. Inilah wanita yang telah memberi dan mengorbankan 10 tahun kehidupannya untukku. Pada hari keenam dan ketujuh, aku mulai menyadari bahwa kedekatan kami sebagai suami-istri mulai tumbuh kembali di hatiku. Aku tidak mau mengatakan perasaan seperti ini kepada Jane (wanita yang akan kunikahi setelah perceraian kami). Aku pikir ini akan lebih baik karena aku hanya ingin memenuhi syarat yang dia minta agar nantinya aku bisa menikah dengan wanita yang sekarang aku cintai, si Jane. Aku memperhatikan ketika suatu pagi dia sedang memilih pakaian yang hendak dia kenakan. Dia mencoba beberapa darinya tapi tidak menemukan satu pun yang cocok untuk tubuhnya. Dia lalu sedikit mengeluh, semua pakaianku terasa terlalu besar untuk tubuhku sekarang. Aku kemudian menyadari bahwa dia semakin kurus, dan inilah alasannya mengapa aku dapat dengan mudah menggendongnya pada hari-hari itu. Tiba-tiba kenyataan itu sangat menusuk dalam di hati dan perasaanku…Dia telah memendam banyak luka dan kepahitan hidup di hatinya. Aku lalu mengulurkan tanganku dan menyentuh kepalanya. Tiba-tiba putra kami muncul pada saat it dan berkata, “Papa, sekarang waktunya untuk menggendong dan membawa mama.” Baginya, menggendong dan membawa ibunya keluar menjadi sesuatu yang penting dalam hidupnya. Istriku mendekati putra kami dan memeluk erat tubuhnya penuh keharuan. Aku memalingkan wajahku ke arah yang berlawanan karena takut situasi istri dan putraku akan mempengaruhi dan mengubah keputusanku untuk bercerai pada saat-saat akhir memenuhi syarat-syaratnya. Aku lalu mengangkatnya dengan kedua tanganku, berjalan dari kamar tidur kami, melalui ruang santai sampai ke pintu depan. Tangannya melingkar erat di leherku dengan lembut dan sangat romantis layaknya suami-istri yang hidupnya penuh kedamaian dan harmonis satu dengan yang lain. Aku pun memeluk erat tubuhnya; dan ini seperti moment hari pernikahan kami 10 tahun yang lalu. Akan tetapi tubuhnya yang sekarang ringan membuatku sedih. Pada hari terakhir, ketika aku menggendongnya dengan kedua lenganku aku merasa sangat berat untuk menggerakkan walaupun cuma selangkah ke depan. Putra kami telah pergi ke sekolah. Aku memeluk eratnya sambil berkata, aku tidak pernah memperhatikan selama ini bahwa hidup perkawinan kita telah kehilangan keintiman/keakraban satu dengan yang lain. Aku mengendarai sendiri kendaraan ke kantorku….melompat keluar dari mobilku tanpa mengunci pintunya. Aku sangat takut jangan sampai ada sesuatu yang membuatku mengubah pikiranku. Aku naik ke lantai atas. Jane membuka pintu dan aku berkata kepadanya, Maaf, Jane, Aku tidak ingin menceraikan istriku. Jane memandangku penuh tanda tanya bercampur keheranan, dan kemudian menyentuh dahiku dengan jarinya. Apakah badanmu panas? Dia berkata. Aku mengelak dan mengeluarkan tangannya dari dahiku. Maaf, Jane, aku tidak akan bercerai. Hidup perkawinanku terasa membosankan karena dia dan aku tidak memakna secara detail setiap moment kehidupan kami, bukan karena kami tidak saling mencintai satu sama lain. Sekarang aku menyadari bahwa sejak aku menggendong dan membawanya setiap pagi, dan terutama kembali mengingat kenangan hari pernikahan kami aku memutuskan untuk tetap akan menggendongnya sampai hari kematian kami tak terpisahkan satu dari yang lain. Jane sangat kaget mendengar jawabanku. Dia menamparku dan kemudian membanting pintu dengan keras dan mulai meraung-raung dalam kesedihan bercampur kemarahan terhadapku. Aku tidak menghiraukannya. Aku menuruni tangga dan mengendarai mobilku pergi menjauhinya. Aku singgah di sebuah tokoh bunga di sepanjang jalan itu, aku memesan bunga untuk istriku. Gadis penjual bunga bertanya apa yang harus kutulis di kartunya. Aku tersenyum dan menulis; “Aku akan menggendongmu setiap pagi sampai kematian menjemput.” Petang hari ketika aku tiba di rumah, dengan bunga di tanganku, sebuah senyum indah di wajahku, aku berlari kecil menaiki tangga rumahku, hanya untuk bertemu dengan istiriku dan menyerahkan bunga itu sambil merangkulnya untuk memulai sesuatu yang baru dalam perkawinan kami, tapi apa yang kutemukan? Istriku telah meninggal di atas tempat tidur yang telah kami tempati bersama selama 10 tahun pernikahan kami. Istriku telah berjuang melawan kanker ganas yang telah menyerangnya berbulan-bulan tanpa pengetahuanku karena kesibukanku untuk menjalin hubungan asmara dengan Jane. Istriku tahu bahwa dia akan meninggal dalam waktu yang relatif singkat akibat kanker ganas itu, dan ia ingin menyelamatkanku dari apapun pandangan negatif yang mungkin lahir dari putra kami sebagai reaksi atas kebodohanku sebagai seorang suami dan ayah, terutama rencana gila dan bodohku untuk menceraikan wanita yang telah berkorban selama sepuluh tahun mempertahankan pernikahan kami dan demi putra kami… ----sekurang-kurangnnya, di mata putra kami – aku adalah seorang ayah yang penuh kasih dan sayang….demikianlah makna dibalik perjuangan istriku. Sekecil apapun dari peristiwa atau hal dalam hidup sangat mempengaruhi hubungan kita. Itu bukan tergantung pada uang di bank, mobil atau kekayaan apapun namanya. Semuanya ini bisa menciptakan peluang untuk menggapai kebahagiaan tapi sangat pasti bahwa mereka tidak bisa memberikan kebahagiaan itu dari diri mereka sendiri. Suami-istrilah yang harus saling memberi demi kebahagiaan itu. Karena itu, selalu dan selamanya jadilah teman bagi pasanganmu dan buatlah hal-hal yang kecil untuknya yang dapat membangun dan memperkuat hubungan dan keakraban di dalam hidup perkawinanmu. Milikilah sebuah perkawinan yang bahagia. Kamu pasti bisa mendapatkannya, kawan! Jika engkau tidak ingin membagi cerita ini, pasti tidak akan terjadi sesuatu padamu di hari-hari hidupmu. Akan tetapi, kita engkau mau membagi cerita ini kepada sahabat kenalanmu, maka satu hal yang pasti bahwa Tuhan sedang menggunakanmu untuk menyelamatkan perkawinan orang lain, terutama mereka yang sekarang mengalami masalah dalam pernikahan mereka.

Rabu, 16 November 2011

create database fasilkom use fasilkom create table mahasiswa( nim char(10) primary key, nm_mhs varchar(25), jurusan char(20), tggl_lahir datetime) select*from mahasiswa insert into mahasiswa values('1050201206','Fernando','Sistem Informasi','06-september-1991') insert into mahasiswa values('1050201207','Nia','Teknik informatika','06-aug-1992') insert into mahasiswa values('1050201208','Erma','Sistem Informasi','10-oct-1990') insert into mahasiswa values('1050201209','Weni','Sistem Informasi','12-nov-1993') insert into mahasiswa values('1050201210','Chantry','Teknik informatika','19-oct-1992') insert into mahasiswa values('1050201211','Citra','Teknik informatika','17-aug-1991') insert into mahasiswa values('1050201212','bubu','Teknik informatika','25-oct-1990') insert into mahasiswa values('1050201213','Caca','Sistem Informasi','19-aug-1991') insert into mahasiswa values('1050201214','Faisal','Sistem Informasi','20-oct-1993') insert into mahasiswa values('1050201215','Roma','Teknik informatika','22-aug-1992') create table matakuliah( kode_matkul char(10) primary key, nm_matkul varchar(25), sks int, semester char(10)) select*from matakuliah insert into matakuliah values('mk001','agama',3,'II') insert into matakuliah values('mk002','algoritma',2,'II') insert into matakuliah values('mk003','Basis data',1,'II') insert into matakuliah values('mk004','Bahasa inggris',2,'II') insert into matakuliah values('mk005','Pemrograman',4,'II') insert into matakuliah values('mk006','Bahasa indonesia',2,'II') insert into matakuliah values('mk007','Mtk',3,'II') insert into matakuliah values('mk008','Teknik',2,'I') insert into matakuliah values('mk009','Sistem',4,'I') insert into matakuliah values('mk010','algoritma2',3,'I') select*from mahasiswa left join matakuliah on(mahasiswa.nim=matakuliah.kode_matkul) select*from mahasiswa right join matakuliah on(mahasiswa.nim=matakuliah.kode_matkul) select mahasiswa.nim,mahasiswa.nm_mhs,matakuliah.kode_matkul,matakuliah.nm_matkul from matakuliah cross join mahasiswa select*from mahasiswa right join matakuliah on(mahasiswa.nim=matakuliah.kode_matkul) union select*from mahasiswa left join matakuliah on(mahasiswa.nim=matakuliah.kode_matkul) select*from mahasiswa right join matakuliah on(mahasiswa.nim=matakuliah.kode_matkul) union all select*from mahasiswa left join matakuliah on(mahasiswa.nim=matakulaih.kode_matkul) select*from mahasiswa inner join matakuliah on (mahasiswa.nim=matakuliah.kode_matkul); Tugas SQL

Rabu, 09 November 2011

Selamat Jalan Kekasih

Andi ... Sudah menjalin hubungan kekasih selama dua tahun lamanya dengan Lily. Mereka berniat untuk meresmikannya awal tahun ini. Sayang, rencana itu harus gagal karena Tuhan keburu memanggil-Nya. Andi meninggal karena kecelakaan motor. Kejadiannya persis di malam minggu, saat dia hendak pergi ke rumah Lily. Biasanya, jam tujuh malam dia sudah nongol. Tapi tunggu punya tunggu, Andi belum juga datang. Lily mulai gelisah, dia mencoba menghubungi Handphonenya, tapi tidak aktif. Sayang Andi tidak punya nomor telepon rumah. Maklum, di Surabaya ini dia anak kost. Sampai jam 10 malam Andi belum juga datang. Lily memutuskan untuk tidak menunggunya lagi. Sambil menahan kesal, dia mencoba untuk tidur. Tapi matanya sulit untuk terpejam. Dia bertanya-tanya dalam hati, Dimanakah Andi berada ? Dia berniat menanyakan hal itu esok harinya di kampus. " Kalau dia berani selingkuh, Awas yach ! " begitulah kira-kira yang terbesit dibenaknya. Tapi anehnya, rasa was-was makin merajai benaknya. Hingga dia dikejutkan oleh dentang jam dinding yang menujukkan angka 12. " Akh ... aku masih belum bisa tidur " ucapnya. Kegelisahannya semakin memuncak. Tiba-tiba Lily merasa haus, kemudian dia keluar kamar dan menuju ruang makan. Dia membuka kulkas dan mengambil sebotol air dingin. Dan saat ia hendak kembali ke kamar, langkahnya mendadak sangat berat, udara dingin menghempas. " Idih, ada apa ini ? kok ngga' biasanya seperti ini " Batinnya. Entah mengapa, matanya mengarah ke ruang tamu, dan tiba-tiba saja dia melangkah dengan ringan seperti ada yang menggerakkannya. Lily sempat heran, buat apa dia menuju ke ruang tamu ? Di teras rumah, sekilas dia melihat sesosok bayangan hitam. Jantungnya berdetak. " Waduh ... Siapa itu diluar ? jangan-jangan pencuri " Pikirnya. Ingin rasanya ia berteriak memanggil orang tua, adik atau siapa saja yang ada dirumah. Tapi suaranya tercekat ditenggorokan. Tanpa ia sadari, ia makin mendekati pintu. Disibakkannya tirai jendela sedikit, Betapa terkejutnya dia saat melihat Andi berdiri disana. Hatinya lega bercampur bingung. Kenapa dia baru datang selarut ini ? Pelan-pelan ia membuka pintu. Andi menyunggingkan senyumnya saat Lily sudah berada dihadapannya. " Andi ... Kok baru datang sekarang ? " " Sorry, tadi aku ada urusan mendadak, " Jelasnya " Wajahmu pucat, tanganmu juga dingin. Kau baik-baik saja Andi ? " " Aku sangat baik-baik saja. Belum pernah kurasakan sebaik ini. Aku Minta Maaf sudah terlambat datang. Tapi aku ngga' bisa lama-lama, waktuku cuma sebentar, " " Tapi Andi, kau belum menceritakan urusan mendadak apa yang tadi kau kerjakan, " " Besok juga kau akan tahu. Aku cuma ingin memberitahumu, aku tak bermaksud datang terlambat. Aku sangat mencintaimu Lily. Kau harus percaya itu," Lily merasa heran dengan ucapannya. Tapi belum sempat ia kemukakan keheranannya, Andi mengambil pamit pulang. " Aku Pulang, Jaga dirimu baik-baik, Aku ingin kau bahagia " Katanya sambil mencium kening Lily. Lalu dia pergi dan Lily mencoba untuk memanggilnya, tapi Andi terus melangkah pergi. Sungguh, malam itu Lily sangat merasa ada yang aneh pada diri Andi. Senyumnya, Sorot matanya, semua terasa dingin. Lily juga baru menyadari kalu Andi tidak membawa motor. Esoknya, Lily baru tahu bahwa Andi mengalami kecelakaan. Saat itu ia dihubungi oleh temannya dari kampus untuk segera ke Rumah Sakit. Lily hampir tak percaya mendengarnya. Menurut keterangan petugas di rumah sakit, Andi dibawa ke Rumah Sakit sekitar Jam 8 malam dalam keadaan sudah tak bernyawa. Motornya hancur berantakan. Lily begidik ketakutan. Dengan ditemani seorang teman, ia bergegas ke kamar jenazah. dia membuka kain penutup tubuh Andi. Tampak wajah kekasihnya yang pucat pasi. Bibirnya membiru. " Akh ... tak sanggup aku melihatnya lebih lama lagi " Ucapnya sambil menangis. Yang jelas, pakaian yang dikenakannya adalah sama ketika ia datang jam 12 malam kerumah lily. " Apakah benar-benar arwahnya yang datang ... ? " pikirnya dalam hati Sampai detik ini Lily belum bisa melupakan kejadian itu, Sosok Andi masih menempati ruang khusus didalam hatinya. Selamat Jalan Kekasihku ..

kupu-kupu

Di sebuah kota kecil yang tenang & indah, ada sepasang pria & wanitayang saling mencintai. Mereka selalu bersama memandang matahari terbitdi puncak gunung, bersama di pesisir pantai menghantar matahari senja.Setiap orang yang bertemu dengan mereka tdk bisa tidak akan menghantardengan pandangan kagum & doa bahagia. Mereka saling mengasihi satu sama lainNamun pd suatu hari, malang sang lelaki mengalami luka berat akibat sebuahkecelakaan. Ia berbaring di atas ranjang pasien beberapa malam tdk sadarkandiri di rumah sakit. Siang hari sang wanita menjaga di depan ranjang & dgntiada henti memanggil2 kekasih yg tdk sadar sedikitpun.Malamnya ia ke gereja kecil di kota tsb & tak lupa berdoa kepada Tuhan agarkekasihnya selamat. Air matanya sendiri hampir kering krn menangissepanjang hari.Seminggu telah berlalu, sang lelaki tetap pingsan tertidur spt dulu,sedangkan si wanita telah berubah menjadi pucat pasi & lesu tdk terkira,namun ia tetap dgn susah payah bertahan & akhirnyapd suatu hari Tuhan terharu oleh keadaan wanita yg setia & teguh itu,lalu Ia memutuskan memberikan kpd wanita itu sebuah pengecualian kpddirinya. Tuhan bertanya kpdnya "Apakah kamu benar2 bersediamenggunakan nyawamu sendiri utk menukarnya?" . Si wanita tanparagu sedikitpun menjawab "Ya".Tuhan berkata "Baiklah, Aku bisa segera membuat kekasihmu sembuh kembali,namun kamu hrs berjanji menjelma menjadi kupu2 selama 3 thn. Pertukaran sptini apakah kamu juga bersedia?". Siwanita terharu setelah mendengarnya &dgn jawaban yg pasti menjawab "saya bersedia!".Hari telah terang. Si wanita telah mjd seekor kupu2 yg indah. Ia mohon diripd Tuhan lalu segera kembali ke rumah sakit. Hasilnya, lelaki itu benar2telah siuman bahkan ia sedang berbicara dgn seorg dokter.Namun sayang, ia tdk dpt mendengarnya sebab ia tak bisa masuk ke ruang itu.Dgn di sekati oleh kaca, ia hanya bisa memandang dr jauh kekasihnya sendiriBbrp hari kemudian, sang lelaki telah sembuh. Namun ia sama sekali tdk bahagia.Ia mencari keberadaan sang wanita pd setiap org yg lewat, namun tdk ada ygtahu sebenarnya sang wanita telah pergi kemana.Sang lelaki sepanjang hari tdk makan & istirahat terus mencari. Ia begiturindu kpdnya, begitu inginnya bertemu dgn sang kekasih, namun sang wanita ygtelah berubah mjd kupu2 bukankah setiap saat selalu berputar di sampingnya ?hanya saja ia tdk bisa berteriak, tdk bisa memeluk. Ia hanya bisamemandangnya secara diam2. Musim panas telah berakhir, angin musim gugur ygsejuk meniup jatuh daun pepohonan. Kupu2 mau tdk mau hrs meninggalkan tempattsb lalu terakhir kali ia terbang & hinggap di atas bahu sang lelaki.Ia bermaksud menggunakan sayapnya yg kecil halus membelai wajahnya,menggunakan mulutnya yg kecil lembut mencium keningnya.Namun tubuhnya yg kecil & lemah benar2 tdk boleh di ketahui olehnya,sebuah gelombang suara tangisan yg sedih hanya dpt di dengar oleh kupu2 itu sendiri &mau tdk mau dgn berat hati ia meninggalkan kekasihnya, terbang ke arah yg jauhdgn membawa harapan.Dlm sekejap telah tiba musim semi yg kedua, sang kupu2 dgn tdk sabarnyasegera terbang kembali mencari kekasihnya yg lama di tinggalkannya.Namun di samping bayangan yg tak asing lagi ternyata telah berdiri seorgwanita cantik. Dlm sekilas itu sang kupu2 nyaris jatuh dr angkasa.Ia benar2 tdk percaya dgn pemandangan di depan matanya sendiri.Lebih tdk percaya lagi dgn omongan yg di bicarakan banyak org. Orang2 selalumenceritakan ketika hari natal, betapa parah sakit sang lelaki. Melukiskanbetapa baik dan manisnya dokter wanita itu.Bahkan melukiskan betapa sudah sewajarnya percintaan mereka & tentu sajajuga melukiskan bahwa sang lelaki sudah bahagia spt dulu kala .Sang kupu2 sangat sedih. Bbrp hari berikutnya ia seringkali melihatkekasihnya sendiri membawa wanita itu ke gunung memandang matahari terbit,menghantar matahari senja di pesisir pantai.Segala yg pernah di milikinya dahulu dlm sekejap tokoh utamanya telahberganti seorg wanita lain sedangkan ia sendiri selain kadangkala bisahinggap di atas bahunya, namun tdk dpt berbuat apa2.Musim panas tahun ini sgt panjang, sang kupu2 setiap hari terbang rendahdgn tersiksa & ia sudah tdk memiliki keberanian lagi utk mendekatikekasihnya sendiri. Bisikan suara antara ia dgn wanita itu,ia & suara tawabahagianya sudah cukup membuat hembusan napas dirinya berakhir,karenanya sebelum musim panas berakhir, sang kupu2 telah terbang berlalu.Bunga bersemi & layu. Bunga layu & bersemi lagi. Bagi seekor kupu2 waktu seolah2hanya menandakan semua ini.Musim panas pd tahun ketiga, sang kupu2 sudah tdk sering lagi pergimengunjungi kekasihnya sendiri. Sang lelaki bekas kekasihnya itu mendekapperlahan bahu si wanita, mencium lembut wajah wanitanya sendiri.Sama sekali tdk punya waktu memperhatikan seekor kupu2 yghancur hatinya apalagi mengingat masa lalu.Tiga tahun perjanjian Tuhan dgn sang kupu2 sudah akan segeraberakhir & pd saat hari yg terakhir, kekasih si kupu2melaksanakan pernikahan dgn wanita itu.Dlm kapel kecil telah dipenuhi org2. Sang kupu2 secara diam2masuk ke dalam & hinggap perlahan di atas pundak Tuhan.Ia mendengarkan sang kekasih yg berada dibawah berikrar di hadapan Tuhandgn mengatakan "saya bersedia menikah dengannya!".Ia memandangi sang kekasih memakaikan cincin ketangan wanita itu, kemudian memandangi mereka berciuman dgnmesranya lalu mengalirlah air mata sedih sang kupu2.Dengan pedih hati Tuhan menarik napas "Apakah kamu menyesal?".Sang kupu2 mengeringkan air matanya "Tidak".Tuhan lalu berkata di sertai seberkas kegembiraan "Besok kamusudah dpt kembali mjd dirimu sendiri".Sang kupu2 menggeleng-gelengkan kepalanya "Biarkanlah aku menjadi kupu2 seumur hidup".ADA BEBERAPA KEHILANGAN MERUPAKAN TAKDIR.ADA BEBERAPA PERTEMUAN ADALAH YANG TIDAK AKAN BERAKHIR SELAMANYA.MENCINTAI SESEORANG TIDAK MESTI HARUS MEMILIKI,NAMUN MEMILIKI SESEORANGMAKA HARUS BAIK-BAIK MENCINTAINYA..

CINTA

Jurusan Perminyakan: Kalo aku jadi SPBU, pasti tiap hari ada tulisan ‘CINTA HABIS’ soalnya kamu telah memborong semua cintaku. Jurusan Sistem Informasi:Kayanya laptopku error deh, soalnya tiap mau ngetik deket-deket kamu font yg keluar selalu Times New “Romance”. Jurusan Teknik Informatika: Ketika virus yang bernama CINTA.exe menyerang hatiku yang membuatku teringat selalu padamu. Jurusan Teknik Elektro: Aku memang anak elektro, tapi akupun tak mengerti kenapa sentuhanmu bisa menyetrum kalbuku. Jurusan Geofisika: perlu banyak alat untuk tahu apa isi bumi, tapi tak perlu banyak alat untukmu mengetahui isi hatiku Jurusan Kedokteran: tanpa membedah isi hatimu pun, aku tahu kamu mencintaiku Jurusan Teknik Lingkungan: Senyummu bagaikan global warming, yang mampu mencairkan isi hatiku. Jurusan Seni Rupa: Kau warnai duniaku dengan cinta dan kasih sayang. Jurusan Seni Musik: aku dan kamu bagaikan nada-nada yang bila berkumpul akan membentuk suatu harmoni Jurusan Keperawatan: Mencintaimu bagaikan diare, tak dapat ditahan lagi.

Arti memiliki

Pacaran itu suatu hal yang mengesankan dan harus dipertahankan jika memang udah sepadan. kecuali klo emang udah ga merasa cocok lagi....let him go! Cinta tak pernah akan begitu indah, jika tanpa persahabatan. .... yang satu selalu menjadi penyebab yang lain . Seorang pecinta yang terbaik adalah sahabat yang terhebat. Jika kamu mencintai seseorang, jangan berharap bahwa seseorang itu akan mencintai kamu persis sebaliknya dalam kapasitas yang sama. Satu diantara kalian akan memberikan lebih, yang lain akan dirasa kurang...... ..... Begitu juga dalam cinta: kamu yang mencari, dan yang lain akan menanti..... . Jangan pernah takut untuk jatuh cinta.... mungkin akan begitu menyakitkan, dan mungkin akan menyebabkan kamu sakit dan menderita... .. tapi jika kamu tidak mengikuti kata hati, pada akhirnya kamu akan menangis.... ...jauh lebih pedih...karena saat itu menyadari bahwa kamu tidak pernah memberi....cinta itu sebuah jalan. Cinta bukan sekedar perasaan, tapi sebuah komitmen.... Perasaan bisa datang dan pergi begitu saja...... Cinta tak harus berakhir bahagia..... karena cinta tidak harus berakhir.... .Cinta sejati mendengar apa yang tidak dikatakan... .dan mengerti apa yang tidak dijelaskan, sebab cinta tidak datang dari bibir dan lidah atau pikiran..... ....melainkan dari HATI. Ketika kamu mencintai, jangan mengharapkan apapun sebagai imbalan, karena jika kamu demikian, kamu bukan mencintai,melainkan .....investasi. Jika kamu mencintai, kamu harus siap untuk menerima penderitaan. Karena jika kamu mengharap kebahagiaan, kamu bukan mencintai... .melainkan memanfaatkan. Lebih baik kehilangan harga diri dan egomu bersama seseorang yang kamu cintai dari pada kehilangan seseorang yang kamu cintai, karena egomu yang tak berguna itu........ Jangan mencintai seseorang seperti bunga,karena bunga mati kala musim berganti, cintailah mereka seperti sungai, sebab sungai mengalir selamanya... ..... Cinta mungkin akan meninggalkan hatimu bagaikan kepingan2 kaca, tapi yakinkan dalam pikiranmu, bahwa Ada seseorang yang akan bersedia untuk menambal lukamu dengan mengumpulkan kembali pecahan2 kaca itu..... Sehingga kamu akan menjadi utuh kembali.....

Kisah Yang Indah

Jerry adalah seorang manager restoran di Amerika. Dia selalu dalam semangat yang baik dan selalu punya hal positif untuk dikatakan. Jika seseorang bertanya kepadanya tentang apa yang sedang dia kerjakan, dia akan selalu menjawab, " Jika aku dapat yang lebih baik, aku lebih suka menjadi orang kembar!" Banyak pelayan di restorannya keluar jika Jerry pindah kerja, sehingga mereka dapat tetap mengikutinya dari satu restoran ke restoran yang lain. Alasan mengapa para pelayan restoran tersebut keluar mengikuti Jerry adalah karena sikapnya. Jerry adalah seorang motivator alami. jika karyawannya sedang mengalami hari yang buruk, dia selalu ada di sana , memberitahu karyawan tersebut bagaimana melihat sisi positif dari situasi yang tengah dialamai. Melihat gaya tersebut benar-benar membuat aku penasaran, jadi suatu hari aku temui Jerry dan bertanya padanya, "Aku tidak mengerti! Tidak mungkin seseorang menjadi orang yang berpikiran positif sepanjang waktu. Bagaimana kamu dapat melakukannya? " Jerry menjawab, "Tiap pagi aku bangun dan berkata pada diriku, aku punya dua pilihan hari ini. Aku dapat memilih untuk ada di dalam suasana yang baik atau memilih dalam suasana yang jelek. Aku selalu memilih dalam suasana yang baik. Tiap kali sesuatu terjadi, aku dapat memilih untuk menjadi korban atau aku belajar dari kejadian itu. Aku selalu memilih belajar dari hal itu. Setiap ada sesorang menyampaikan keluhan, aku dapat memilih untuk menerima keluhan mereka atau aku dapat mengambil sisi positifnya.. Aku selalu memilih sisi positifnya." "Tetapi tidak selalu semudah itu," protesku. "Ya, memang begitu," kata Jerry, "Hidup adalah sebuah pilihan. Saat kamu membuang seluruh masalah, setiap keadaan adalah sebuah pilihan. Kamu memilih bagaimana bereaksi terhadap semua keadaan. Kamu memilih bagaimana orang-orang disekelilingmu terpengaruh oleh keadaanmu. Kamu memilih untuk ada dalam keadaan yang baik atau buruk. Itu adalah pilihanmu, bagaimana kamu hidup." Beberapa tahun kemudian, aku dengar Jerry mengalami musibah yang tak pernah terpikirkan terjadi dalam bisnis restoran: membiarkan pintu belakang tidak terkunci pada suatu pagi dan dirampok oleh tiga orang bersenjata. Saat mencoba membuka brankas, tangannya gemetaran karena gugup dan salah memutar nomor kombinasi. Para perampok panik dan menembaknya. Untungnya, Jerry cepat ditemukan dan segera dibawa ke rumah sakit. Setelah menjalani operasi selama 18 jam dan seminggu perawatan intensif, Jerry dapat meninggalkan rumah sakit dengan beberapa bagian peluru masih berada di dalam tubuhnya. Aku melihat Jerry enam bulan setelah musibah tersebut. Saat aku tanya Jerry bagaimana keadaannya, dia menjawab, "Jika aku dapat yang lebih baik, aku lebih suka menjadi orang kembar. Mau melihat bekas luka-lukaku? " Aku menunduk untuk melihat luka-lukanya, tetapi aku masih juga bertanya apa yang dia pikirkan saat terjadinya perampokan. "Hal pertama yang terlintas dalam pikiranku adalah bahwa aku harus mengunci pintu belakang," jawab Jerry. "Kemudian setelah mereka menembak dan aku tergeletak di lantai, aku ingat bahwa aku punya dua pilihan: aku dapat memilih untuk hidup atau mati. Aku memilih untuk hidup." "Apakah kamu tidak takut?" tanyaku. Jerry melanjutkan, " Para ahli medisnya hebat. Mereka terus berkata bahwa aku akan sembuh. Tapi saat mereka mendorongku ke ruang gawat darurat dan melihat ekspresi wajah para dokter dan suster aku jadi takut. Mata mereka berkata 'Orang ini akan mati'. Aku tahu aku harus mengambil tindakan." "Apa yang kamu lakukan?" tanya saya. "Disana ada suster gemuk yang bertanya padaku," kata Jerry. "Dia bertanya apakah aku punya alergi. 'Ya' jawabku.. Para dokter dan suster berhenti bekerja dan mereka menunggu jawabanku. Aku menarik nafas dalam-dalam dan berteriak, 'Peluru!' Ditengah tertawa mereka aku katakan, ' Aku memilih untuk hidup. Tolong aku dioperasi sebagai orang hidup, bukan orang mati'." Jerry dapat hidup karena keahlian para dokter, tetapi juga karena sikapnya hidupnya yang mengagumkan. Aku belajar dari dia bahwa tiap hari kamu dapat memilih apakah kamu akan menikmati hidupmu atau membencinya. Satu hal yang benar-benar milikmu yang tidak bisa dikontrol oleh orang lain adalah sikap hidupmu, sehingga jika kamu bisa mengendalikannya dan segala hal dalam hidup akan jadi lebih mudah.

1000 BURUNG KERTAS

1000 BURUNG KERTAS Sewaktu Boy dan Girl baru pacaran, Boy melipat 1000 burung kertas buat Girl, menggantungkannya di dalam kamar Girl, Boy mengatakan 1000 burung kertas itu menandakan 1000 ketulusan hatinya. Waktu itu, Girl dan Boy setiap detik selalu merasakan betapa indahnya cinta mereka berdua, Tetapi pada suatu saat, Girl mulai menjauhi Boy, Girl memutuskan untuk menikah dan pergi ke Perancis, Ke Paris, Tempat yang dia impikan di dalam mimpinya berkali2 itu, Sewaktu Girl mau memutuskan Boy, Girl bilang sama Boy, kita harus melihat dunia ini dengan pandangan yang dewasa, Menikah bagi cewek adalah kehidupan kedua kalinya, Aku harus bisa memegang kesempatan ini dengan baik, Kamu terlalu miskin, sungguh aku tidak berani membayangkan, bagaimana kehidupan kita setelah menikah. Setelah Girl pergi ke Perancis, Boy bekerja keras, dia pernah menjual Koran, menjadi karyawan sementara, bisnis kecil, setiap pekerjaan kerjakan dengan sangat baik dan tekun, Sudah lewat beberapa tahun, Karena pertolongan teman dan kerja kerasnya, akhirnya dia mempunyai sebuah perusahaan, Dia sudah kaya, tetapi hatinya masih tertuju pada Girl, dia masih tidak dapat melupakannya. Pada suatu hari... Waktu hujan, Boy dari mobilnya melihat sepasang orang tua berjalan sangat pelan didepan, dia mengenali mereka, mereka adalah orang-tua Girl, Dia ingin mereka lihat kalau sekarang dia tidak hanya mempunyai mobil pribadi, tetapi juga mempunyai villa dan perusahaan sendiri, ingin mereka tahu kalau dia bukan seorang yang miskin lagi, dia sekarang adalah seorang Boss. Boy mengendarai mobilnya sangat pelan sambil mengikuti sepasang orang-tua tersebut. Hujan terus turun tanpa henti, biarpun kedua orang-tua itu memakai payung tetapi badan mereka tetap basah karena hujan. Sewaktu mereka sampai tempat tujuan, Boy tercegang oleh apa yang ada di depan matanya, itu adalah tempat pemakaman, Dia melihat di atas papan nisan Girl tersenyum sangat manis terhadapnya. Di samping makamnya yang kecil, tergantung burung2 kertas yang dibuatkan Boy. Dalam hujan, burung2 kertas itu terlihat begitu hidup, Orang-tua Girl memberitahu Boy, Girl tidak pergi ke Paris, Girl terserang kanker, Girl pergi ke surga. Girl ingin Boy menjadi orang, mempunyai keluarga yang harmonis, maka dengan terpaksa berbuat demikian terhadap Boy dulu. Girl bilang dia sangat mengerti Boy, dia percaya kalau Boy pasti akan berhasil. Girl mengatakan, kalau pada suatu hari Boy akan datang ke makamnya, dan berharap dia membawakan beberapa burung kertas buatnya lagi. Boy langsung berlutut, berlutut di depan makam Girl, menangis dengan begitu sedihnya. Hujan pada hari itu terasa tidak akan berhenti, membasahi sekujur tubuh Boy, Boy teringat senyum manis Girl yang begitu manis dan polos, Mengingat semua itu, hatinya mulai meneteskan darah, Sewaktu orang-tua itu keluar dari pemakaman, mereka melihat kalau Boy sudah membukakan pintu mobil untuk mereka, Lagu sedih terdengar dari dalam mobil tersebut, "Hatiku tidak pernah menyesal, semuanya hanya untukmu 1000 burung kertas, 1000 ketulusan hatiku, beterbangan di dalam angin menginginkan bintang yang lebat besebaran di langit, melewati sungai perak, apakah aku bisa bertemu denganmu? Tidak takut berapapun jauhnya, hanya ingin sekarang langsung berlari ke sampingmu. Masa lalu seperti asap, hilang dan tak kan kembali, menambah kerinduan di hatiku, Bagaimanapun dicari, jodoh kehidupan ini pasti tidak akan berubah"